Sabtu, 10 November 2012

Genang Rasa

17.02
kularikan langkahku ke halaman belakang, cuaca itu mendung menggelap, udara mendingin menusuk tulang
kuraih pakaian2 yang kucuci semenjak siang tadi. masih sambil memeluk pakaian setengah kering itu ku arahkan wajahku menatap langit
tak ada lagi sapa si mentari, semuanya menggelap.

tetes air yang tuhan turunkan mengenai tepat mataku hingga aku terpejam, seolah mengingatkan ku bahwa aku kembali sendirian ... sendiri... dan sendiri
diriku yang dirasa orang selalu kuat bila hanya sendiri,

tapi hari ini perasaan ku hampa, sendiri, bahkan di dunia sana tak akan ada yang tau kalau aku ada
hujan kian menderas, aku pun berjalan menuju kamarku
berjalan dengan sangat pelan, sampai2 detik berlalu, tik tik tik bunyi yg menemani langkahku
bulir cair mengalir dari mataku, menyesaki tiap rongga dada
rindunya, sangat aku merindunya...

sudahlah. aku masih punya benteng itu, itu yg selalu kulakukan bila bersedih karna mu
tak gampang aku mencinta
tak gampang aku melupa
dan tak gampang pula aku terhanyut dari kata romantisme hidup

aku hanya ingin hidupku, tanpa mengenal dirimu
kuhapus pelan2 untuk melupamu, tapi yang kulakukan menghapusmu dengan sangat sangat terlalu pelan. bodohnya aku...
baik2 bersamanya, jaga dia, aku mohon itu saja...
jaga agar tangisnya dan sedihnya tak tumpah
jaga agar senyum itu selalu mengembang tiap harinya
jaga selalu agar tiap yang kalian jalani itu hanya cinta
jaga dia dari amarahnya
jaga dia dari rasa frustasi dengan apa yang dia kerjakan
jaga dia dari rasa sakit
jaga dia... aku mohon. itu saja...
karna aku tidak akan pernah bisa melakukannya
karna aku tidak akan pernah bisa menggapainya

aku kembali menikmati secangkir teh hangat sambil tersenyum....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar